๐๐๐๐๐๐, ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ - Kalurahan Semanu melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Kalurahan Mandiri Budaya, hadir semua perangkat kalurahan lengkap tak terkecuali Padukuhan Sokokerep dg perwakilanya. Tim kabupaten hadir untuk Verifikasiย sebagai tindak lanjut pencocokan Lapangan dengan Borang Penilaian yang telah dikirim oleh Kalurahan, lebih dalam Tim Monitoring melihat Aspek yang diverifikasi sesuai borang penilaian mandiri oleh pemerintah Kalurahan yang kemudian dicocokkan dengan kelengkapan dan kenyataan yang ada .
Berbeda dg Kalurahan Rintisan, dan Kalurahan Budaya, Sejumlah Aspek Penilaian Kalurahan Mandiri Budaya lbh detail dan terperinci, Terdapat 11 Aspek Penilaian yang dicocokan antara lain adalah :ย
โข Perencanaan
โข Tata Kelola
โข Adat dan Tradisi
โข Kesenian Pertinjukan dan Permainan Tradisional
โข Bahasa,Sastra dan Aksara
โข Kerajinan,Kuliner dan Pengobatan Tradisional
โข Tata Ruang dan Arsitektur
โข Pengembangan Kepariwisataan
โข Pemberdayaan Perempuan ,Masyarakat Miskin/Rentan
โข Kewirausahaan dan Pengembangan Potensi Sumberdaya Lokal
โข Mitigasi Bencana & Lingkungan
Tujuanya mewujudkan Desa/Kalurahan Mandiri Budaya dengan cara pendayagunaan dan pemanfaatan segenap sumberdaya internal desa dan eksternalย untuk mengaktualisasikan, mengembangkan, dan mengkonservasi kekayaan potensi budaya (benda dan/atau tak benda) yang dimiliki Kalurahan semanuย melalui pelibatan partisipasi aktif warga dalam segala kegiatan Kalurahan dapat membuahkan hasil maksimal demi terwujudnya Masyarakat yang mandiri,maju dan berbudaya.
๐๐ผ๐ฝ๐๐ ๐๐ผ๐๐๐๐ผ๐ 1 ๐๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐ 1446 ๐
.
PEMBINAAN KELOMPOK SENI DAN KEBUDAYAAN
KALURAHAN MANDIRI BUDAYA
๐๐๐๐๐, ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐_Paguyuban Gamelan Sekar Laras dan Muda Laras mengadakan kegiatan Pembinaan Kelompok Seni dan Budaya. Dihadiri oleh Bpk sumaryanto ketua Pendamping Desa Mandiri Budaya semanu berharap Seni Budaya dipadukuhan sokokerep terus Berkembang dan makin banyak anak anak muda tergabung dalam wadah yg istimewa ini.
Kegiatan ini juga menyambut 1 Muharram dengan Tabuh Gamelan bersama 2 Grup Gamelan padukuhan.
Dukuh Sokokereo berharap kedepan Jatilan Turonggo Laras, juga segera bisa mendapat SK dan bisa siresmikan sehingga padukuhan sokokerep memiliki TRIO LARAS
Karena Padukuhan Sokokereo sdh Mandiri Budaya jadi harus menggunakan Salam Budaya
"Salam Budaya....Lestari budaya ku dg mengepalkan tangan dan ditempelkan didada sebelah kiri tepat dijantung nadi kita" terang pensamping Desa Mandiri budaya mengakhiri sambutanya.ย
๐๐๐๐ฝ๐๐ ๐๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐ ๐๐๐๐ฝ๐ผ๐๐๐๐_Filosofi umbul-umbul Podhang Ngisep Sari memiliki makna yang sangat mendalam bagi Kabupaten Gunungkidul karena mengandung pengertian mengisap potensi alam baik berupa tumbuh-tumbuhan, bukit, pantai, goa, batu-batuan yang itu semua sangat menguntungkan bagi kesejahteraan masyarakat Gunungkidul.
Oleh sebab itu nama Podhang Ngisep Sari kemudian dijadikan simbol/lambang wilayah dengan mangambil makna dari alam tersebut.
Saat itu semua wilayah memiliki lambang/simbol sendiri-sendiri yang semuanya digali dari alam. Tentu semuanya tidak terlepas dari keberadaan Keraton Ngayogyakarta yang kemudian diformalkan untuk semua kabupaten dan kota se-DIY.
Hanya saja, di Kabupaten Gunungkidul baru dimasyarakatkan sekitar tahun 90an melalui pemasangan umbul-umbul Podhang Ngisep Sari. Meski pada awalnya berupa bendera dengan warna dasar Kuning dan pada bulatan tengah berwarna Merah.
Podhang Ngisep Sari merupakan kalimat aktif, Podhang (sebagai subyek) โ Ngisep (sebagai predikat) โ Sari (sebagai obyek).
Kata Podhang lengkapnya Kepodhang dari nama burung berwarna kuning cerah pemakan serangga dan buah-buahan, sedikit berbulu hitam pada kepala dan sayapnya.
Kata Ngingsep dari kata dasar Ingsep yang berarti menyerap.
Kata Sari berasal dari kata asri/endah, yang berkaitan dengan kata sari tersebut adalah madu bunga.
Maka Podhang Ngisep Sari diartikan sebagai seekor Burung Kepodhang yang sedang Menghisap Madu yang terdapat pada Bunga dengan interpretasi sebagai berikut :
Podhang: Segenap lapisan masyarakat Gunungkidul
Ngisep: Usaha untuk memiliki dengan mengambil manfaat segenap potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul tanpa merusak lingkungan sama sekali, bahkan saling menguntungkan
Sari : digambarkan dengan bunga, lengkapnya madu bunga yang dapat diartikan segenap potensi yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul baik berupa flora, fauna maupun alamnya
(Sumber Artikel Pemkab.Gunungkidul.co.id)ย
๐๐๐๐ฟ๐๐๐ ๐๐๐๐ฝ๐๐ ๐๐ผ๐๐ผ ๐๐๐๐๐๐
seluruh warga padukuhan Sokokerep Mengadakan KENDURI RASUL di Balai Padukuhan pada Pukul 12.30-14.00 Wib. Hadir dalam kegiatan tersebut kurang lebih 200 Kepala Keluarga dan para Karangtaruna.
Tradisi kenduri, genduren atau slametan merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat jawa tidak terkecuali padukuhan sokokerep Kalurahan Semanu, kapanewon semanu kabupaten Gunungkidul, sebagai bentuk syukur dan pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas hajat dan harapan, serta memiliki nilai sosial positif di tengah masyarakat.
Tradisi ini masih lestari hingga kini, terutama di masyarakat padukuhan di kabupaten Gunungkidul.
"Kenduri adalah tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Gunungkidul, Tradisi ini mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, serta untuk saling berbagi dan mempererat silaturahmi antar wargat.
Tradisi kenduri juga memiliki nilai sosial positif di tengah masyarakat. Adanya ritual kenduri dapat menjadi mekanisme sosial untuk menyambung tali silaturahmi dan kerukunan antar warga masyarakat.ย
๐๐ ๐๐ฎ๐ง๐ข ๐๐๐๐- ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ฝ๐๐ ๐๐๐ฝ๐๐๐๐ผ๐๐ผ๐ ๐๐ผ๐ ๐๐ผ๐๐๐
INGKUNG Ayam ingkung memiliki arti mengayomi. Kata ingkung diambil dari kata "jinakung" dan "manekung" yang berarti memanjatkan doa dalam bahasa Jawa kuno.
Padukuhan Sokokerep menggelar acar kenduri dengan kurang lebih 80 ingkung memenuhi Pelataran Balai Padukuhan Sokokerep. Ratusan orangpun hadir mengikuti prosesi kenduri.
Diawali sambutan kepala padukuhan dan dilanjut ikrar Kenduri ditutup dengan pembagian Ingkung kesemua yang hadir dalam acara tersebut.
Sejarah dan Filosofi
Dalam salah satu kajian yang diterbitkan oleh jurnal Nutrition and Food Science disebutkan bahwa ayam ingkung berasal dari kata โmanengkung" yang berarti berdoa kepada Tuhan dengan kesungguhan hati. Dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa ayam ingkung merupakan salah satu komponen pokok dalam tumpeng sehingga sejarahnya pun memang tidak terlepas dari sejerah perkembangan tumpeng. Diyakini bahwa awal adanya tradisi tumpeng (termasuk ayam ingkung) adalah antara 5-15 abad yang lalu karena fakta bahwa, selama waktu itu, kerajaan Jawa dipengaruhi oleh agama Hindu (Taylor, 2003 dalam Jati, 2014). Sementara itu, simbol-simbol di Tumpeng seperti beras gunung berbentuk, warna dan bahan-bahan yang dikenal sebagai refleksi dari agama Hindu.
Puluhan ayam ingkung tersebut semula didoakan oleh sesepuh di daerah setempat. Kemudian setelah selesai, baru dibagi-bagikan kepada warga yang ikut dalam acara genduri itu. Puluhan bahkan ratusan warga yang datang kemudian mendapat jatah dengan membawa pulang nasi beserta lauk yang diletakkan pada anyaman daun kepala.
Tradisi kenduri, genduren atau slametan merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk syukur dan pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas hajat dan harapan, serta memiliki nilai sosial positif di tengah masyarakat. Tradisi ini masih lestari hingga kini, terutama di masyarakat pedesaan, tradisi kenduri juga memiliki nilai sosial positif di tengah masyarakat. Adanya ritual kenduri dapat menjadi mekanisme sosial untuk menyambung tali silaturahmi dan kerukunan antar warga masyarakat.ย
๐๐ ๐๐ฎ๐ง๐ข ๐๐๐๐- ๐๐๐๐๐ผ๐๐๐๐ผ๐ ๐๐ผ๐ ๐๐ผ๐๐๐ ๐๐๐๐ผ๐ ๐๐๐๐ฟ๐ผ๐๐๐
Rakit Ikrar dipun adani kalian bpk. Mukhtar Raharjo selaku tokoh adat padukuhan sokokerep
Berikut Petikan Sambutan dan IKRAR RASUL yg disampaikan
"Tansah paring rohmat dateng kawulanipun lan warga masyarakat padukuhan sokokerep lan ugi panyuwunan dateng allah SWT dateng dzat kang Moho Agung"
"Dungo kagem wargi sokokerep ingkang olah tani tuwih ijo royo2, kathah hasilipun kenging kangge nglaksanaake tradisi lan sangu gesang dunionipun lan akherat tahun ngarep"
"Kangge wargi ingkang olah dagang mugio saged kulakan kanthi daganganipun lan dipun sade regi sakmurwat lan kangge sambung gesang dunia lan akhirat lan saget kangge nglaksanaaken kegiatan tradisi tahun ngarep"
"Ayem2 tentret mboten enten rubedo ing padukuhan ingkang baldatun toyuibatun"
IKRAR yg disampaikan penuh pengharapan dan syukur kpd Tuhan YME untuk semua masyarakat. Ikrar ini diamini oleh seluruh warga yg hadir mengikuti proseilsi kenduri dan ditutup dg doa. Dan dilanjutkan dg SIMBOL Pemberian Ingkung kpd tokoh dan RT sbg tanda berakhirnya acara Kenduri rasul padukuhan sokokerep.ย